NILAI DASAR
A. Pengertian
Ahlussunnah wal jamaah adalah pengikut ajaran Islam yang berlandaskan pada Al qur'an, sunnah Nabi Muhammad SAW seperti yang telah dilaksanakan oleh para sahabat, dan sunnah Khulafaur Rosyidin. Dalam pandangan Nahdlotul Ulama, Ahlussunnah wal jamaah merupakan ajaran yang murni.
Perhatikan surat al-Hasyr ayat 7 :
ْوَمَا أَتَكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهَكُمْ عَنْهُ فَنْتَهُوْا وَاتَّقُوْااللهَ اِنَّ اللهَ شَدِيْدُاْلعِقَاب
Artinya :
Apa yang disampaikan oleh Rosululloh kepadamu hendaklah kau ambil dan apa yang Rosululloh melarangmu hendaklah kau hindari, dan bertaqwalah kepada Alloh karena sesungguhnya Alloh sangat keras hukuman-Nya.
itu berarti bahwa mengikuti sunnah Rosululloh SAW merupakan kewajiban yang telah diperintahkan oleh Alloh SWT.
Mengikuti sunnah para Rosululloh SAW, terutama Khulafaur Rosyidin, berdasarkan Hadits riwayat Imam Abu Daud dan Imam Tirmidzi:
َعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِالْخُلَفَاءِالرَّشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْن
ِArtinya:
Haruslah kamu sekalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rosyidin yang mendapat petunjuk.
Nahdlotul Ulama merumuskan bahwa Ahlussunnah wal jamaah ialah golongan umat Islam yang mengikuti pendapat para Imam Madzhab, baik dalam bidang Aqidah, Ibadah, maupun akhlak/tasawuf.
Dalam bidang aqidah, Nahdlotul ulama mengikuti faham yang dirumuskan oleh Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi. Dalam bidang fiqih, Nahdlotul Ulama mengikuti salah satu dari Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Hambali. Sedangkan dalam bidang tasawuf, Nahdlotul Ulama mengikuti Imam Junaid Al-Baghdadi dan Imam Al-Ghozali.
Nahdlotul Ulama juga berpendapat bahwa faham Ahlussunnah wal jamaah harus tercermin dalam sikap kemasyarakatan, kebudayaan, ekonomi, dan lain-lain, yamg diterapkan dan diamalkan sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
B. Usaha NU dalam mempertahankan Aswaja
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Nahdlotul Ulama dalam mempertahankan paham Ahlussunnah wal jamaah merupakan lanjutan dari usaha-usaha yang sudah dilakukan oleh para ulama pesantren.
Pertama kalinya, usaha NU lebih banyak diarahkan pada penyelamatan pelaksanaan ajaran Imam Madzhab 4 (Madzhab arbaah) dan paham Ahlussunnah wal jamaah ditanah suci Makkah dan Madinah.
NU mengirim utusan untuk menghadap kepada Raja Abdul Aziz bin Abdurrohman As-Saud menyampaikan surat Nahdlotul Ulama tanggal 5 Syawal 1346 H, yang berisi harapan dan permohonan kepada Raja Hijas dan Nejed sebagai berikut :
- Agar di Hijaz tetap diberlakukan kebebasan bermadzhab dengan mengikuti salah satu dari empat madzhab dan tidak ada larangan bagi masuknya kitab-kitab yang berdasarkan ajaran empat madzhab tersebut.
- Agar tetap dilestarikan tempat-tempat bersejarah yang sudah dikenal oleh masyarakat Islam.
- Meskipun menganut faham wahabi, Raja Ibnu Saud akan bersikap adil melindungi ajaran empat madzhab.
- Faham Ahlussunnah wal jamaah tidak dilarang karena sejak dulu telah diajarkan di Masjidil Haram.
- Tidak ada larangan berziarah ke tempat-tempat bersejarah, terutama ke makam Nabi Muhammad SAW, makam para sahabat di Baqi', dan makam para pahlawan Uhud.
Kepada para Siswa di lembaga-lembaga pendidikan NU di ajarkan pelajaran aqidah akhlak dan fiqih yang disusun berdasarkan kitab-kitab yang ditulis oleh para Ulama Ahlussunnah wal jamaah. Upaya tersebut dilakukan agar para santri dan pelajar Nahdlotul Ulama dapat memahami dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah wal jamaah dengan benar.
C. Usaha NU dalam melestarikan ajaran ASWAJA
Lailatul Ijtima' adalah kegiatan rutin Nahdltul Ulama yang dilaksanakan untuk pembinaa warganya. Kegiatan ini diselenggarakan pada tiap tanggal 15 bulan Qomariyah.
Acara Lailatul Ijtima' dimulai dengan pembacaan sholawat badar, sholat ghaib bersama untuk warga NU yang meninggal dunia pada bulan itu. sebelum sholat ghoib dilaksanakan,nama-nama orang yang meninggal dunia dibacakan. Setelah sholat ghoib, acara dilanjutkan dengan membaca tahlil dan ceramah agama.
pesan utama yang disampaikan dalam ceramah agama adalah anjuran agar warga Nahdlotul Ulama selalu berusaha memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah.
Nahdlotul Ulama juga berusaha melestarikan ajaran Ahlussunnah wal jamaah melalui amaliyah-amaliyah lain, yaitu : diba'an, tahlilan, istighotsah, manaqiban, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksakan oleh warga Nahdlotul Ulama di mana-mana, terutama ketika merayakan hari-hari besar Islam, seperti Maulid dan Isro' Mi'roj.
D. Usaha NU dalam mengembangkan ajaran ASWAJA
Banyak sekali dakwah keagamaan yang berfungsi sebagai media pengembangan ajaran Ahlussunnah wal jamaah.
Usaha-usaha tersebut antara lain adalah :
- Ceramah yang disampaikan dalam kegiatan Lailatul Ijtima' selain berisi uraian tentang agama, juga masalah-masalah sosial, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain
- Mengadakan acara istighotsah kubro yang diikuti ribuan warga Nahdlotul Ulama.
- Mengadakan acara peringatan Hari Lahir Nahdlotul Ulama yang diisi dengan kagiatan-kegiatan santuna sosial, cerdas cermat, lomba karya tulis ilmiyah, lomba keterampilan, dan lain-lain.
- Mengadakan kegiatan dakwah yang semula hanya berupa ceramah, dikembangkan dalam bentuk kajian-kajian, halaqoh, diskusi, seminar, dan lain-lain.
- Meneliti kitab-kitab dan menrbitkan buku-buku pelajaran agama. Usaha ini untuk memenuhi kebutuhan disekolah, madrasah, pondok pesantren, dan bahan bacaan warga Nahdlotul Ulama. dengan demikian ajaran Ahlussunnah wal jamaah semakin dapat berkembang di berbagai kalangan, bahkan diluar warga Nahdlotul Ulama.